Review Dunia Sophie oleh Irenne Evania

IDENTITAS BUKU

  • Judul Buku : Dunia Sophie

  • Penulis : Jostein Gaarder

  • Jenis Buku : Novel

  • Penerbit : PT Mizan Pustaka

  • Tebal Buku : 800 Halaman

  • Cetakan Pertama : Oktober 1996

  • Cetakan edisi lama : Cetakan XIX, februari 2008

  • Cetakan edisi gold : Cetakan I, Agustus 2010

  •   Cetakan XV, Februari 2015

  • No ISBN : 978-602-441-020-9

  • Harga Buku

  • Gramedia : Rp.135.000 (Cetakan Terbaru Harga Update Oktober 2019)



PENDAHULUAN 

Membaca buku “Dunia Sophie” Jostein Gardner seperti merasakan langsung berada di dunia filsafat sesungguhnya. Novel yang memiliki latar belakang filsafat ini membuat diri saya tertarik untuk mempelajari dan membaca lebih dalam. Saya adalah orang yang memiliki pengetahuan yang kurang terhadap filsafat, sejak di bangku SMA saya hanya belajar mengenai sejarah, tokoh-tokoh sejarah, pergerakan sejarah, dan sebagainya. Tetapi, disaat duduk di bangku kuliah saya mengenal filsafat walaupun pengetahuan saya belum cukup luas, tetapi dengan adanya mata kuliah ini membuka jendela wawasan bagi saya untuk mengetahui dan mempelajari filsafat.

Adanya penilaian untuk ujian tengah semester yang dibutuhkan, membuat saya harus me-review buku ini, awalnya saya tidak mengetahui dan memahami novel ini. Karena ini saya harus membaca buku dan memahami isi didalamnya, tidak hanya sekadar membaca novel pada umumnya, saya mulai tertarik membaca karena saya belum pernah membaca novel fiktif tentang sejarah khususnya filsafat.

Bagi saya, hal ini sangat penting karena rasa ingin tahu yang tinggi. Filsafat, bukan hanya sebatas mata kuliah tetapi juga sebagai suatu tindakan. Tindakan untuk berfikir tentang gagasan, pertanyaan, ide, pemikiran dalam hidup manusia, serta mencoba untuk menjawab dengan jawaban yang rasional, sistematis dan kritis.

Filsafat mengajarkan kita bahwa apa yang kita terima begitu saja mungkin hanya sebagian dari kebenaran, atau hanya menyesatkan. Disini kita dapat berjumpa dengan para filsuf dengan pemikirannya, pemikiran mereka yang telah kita kenal dan pahami tentang dunia. Mungkin hanya pernyataan simple yang dilontarkan orang-orang tetapi para filsuf-filsuf memiliki ketertarikan tersendiri untuk dipahami. 

Banyak orang yang hanya memandang sebelah mata tentang filsafat, mereka hanya menganggap bahwa memikirkan sesuatu tidaklah pentin melainkan hanya membuang waktu saja. Tetapi di dalam hidup ada sesuatu hal yang bisa kita pahami dan mengerti, salah satunya dengan berpikir. Kita mampu melihat masalah dari berbagai sudut pandang dan berbagai konsep yang akrab dengan kehidupan kita, mengkajinya dan memberikan kemampuan berargumen secara kritis dan rasional.

Hasil gambar untuk dunia sophie Novel ini menjadi sebuah panduan dasar filsafat, bagaimana perkembangan sejarah filsafat dari tokoh Socrates di Yunani sampai Freud di abad ke-20. Buku ini diterbitkan dengan menggunakan bahasa Norwegia yang berjudul “Sofie’s Verden”, dan telah diterjemahkan ke-53 bahasa juga bahasa Indonesia. Novel ini termasuk karya terlaris yang mencapai mega best seller di manca negara. Di Jepang, pada akhir Juni 1995 dan berhasil menjual 1,6 juta eksemplar dalam waktu hanya 6 bulan. Pembaca Jerman sangat tertarik mengenai buku ini dan berhasil terhual 1,5 juta eksemplar. Novel ini telah mengalahkan novel yang sebelumnya mendapat predikat posisi pertama bestseller dunia yaitu The Celestine Prophecy karya James Redfield yang telah mengubah pandangan orang banyak. 

Hasil gambar untuk jostein gaarderJostein Gaarden seorang penulis novel filsafat asal Norwegia yang terkenal. Melalui “Dunia Sophie” ia mulai dikenal berbagai penjuru dunia, ia mampu memukau banyak orang. Ia lahir tanggal 8 Agustus 1952. Gaarder sering menulis jalan cerita karyanya melalui sudut pandang anak kecil, ia merasa anak-anak dan seorang filsuf memiliki rasa yang sama yaitu rasa penasaran terhadap hal yang baru. Bagi Gaarder, filsafat adalah pertanyaan yang terus berkembang dan ia tertarik mempelajari dunia filsafat sejak ia masih kecil.

Gaarder suka memasukkan ciri khasnya ke beberapa karyanya. Salah satunya, ia mengakui bahwa Gaarder suka menulis cerita dan membuat surat, karena menurutnya dengan menulis surat ia dapat mengungkapkan dirinya melalui berbagai imajinasi ke dalam sebuah tulisan. Hal ini dapat kita lihat melalui metode surat yang terdapat di novel dunia Sophie. 

Jostein Garder memiliki kampanya pelestarian lingkungan yang bernama Sofie Foundation yang ia dirikian bersama istrinya, Siri, pada 1997. Jostein Gaarder bukanlah penulis yang hanya dapat dikagumi melalui karyanya, tetapi karena pribadi dan pemikirannya. Karya yang telah ia buat banyak memikat orang-orang yang kurang menyukai filsafat, menjadi tertarik penasaran hingga ingin memahaminya. 


RINGKASAN ISI BUKU

Novel ini menceritakan tentang seorang gadis yang berusia 14 tahun, memiliki sifat periang, ceria, dan rasa penasaran yang kuat, yang bernama Sophie Amundsen. Latar belakang keluarganya ia memiliki ayah yang bekerja sebagai nahkoda, dan ibunya seorang penerjemah bahasa latin. Sophie tinggal bersama ibunya dan memiliki sahabat bernama Joanna dan mereka sering menghabiskan waktu bermain bersama.

Sebuah misteri datang disaat siang hari di rumah Sophie Amundsen, ia menemukan amplop-amplop yang ditujukan kepada Sophie di dalam kotak pos. Sophie Amundsen menemukan kejanggalan mengenai amplop tersebut karena surat tersebut tanoa nama pengirim dan materai, hanya bertuliskan alamat tujuan yaitu ke rumah Sophie Amundsen. Surat tersebut hanya berisi secarik kertas kecil yang bertuliskan kalimat singkat mengenai pertanyaan dan pernyataan yang membuat dirinya bingung.

Sophie merasa penasaran terhadap pengirim apa niat pengirim tersebut, dan apa maksud dari kalimat singkat yang telah pengirim tulis dari dalam surat. Sophie bertanya-tanya mengenai kalimat pertama yang ia dapat “Siapakah kamu?”. Sophie bingung dan banyak pertanyaan baru muncul dalam dirinya tapi ia tidak dapat menemukan jawabannya.

Amplop demi amplop ia terima dan rasa penasarannya semakin besar, ia membongkar surat-surat yang ada di dalam kotak suratnya. Ia mendapat surat berperangko Norwegia dan di cap pos “Batalion PBB”, ia sempat mengira bahwa surat tersebut dikirim dari ayahnya, tetapi bukti tidak kuat mendukung ide Sophie Amundsen. Sampai pada surat yang mengatakan “Pelajaran Filsafat. Hati-hati”. Sophie mulai membacanya dan penasaran sehingga mengaitkan seluruh kalimat yang pernah ia terima dari surat-surat tak bertuan itu.

Sophie mulai tertarik untuk mendalami filsafat, surat-surat lain berdatangan dan menjawab pertanyaan yang selama ini mengganggunya. Sophie memulainya dari zaman Yunani kuno, yang disebut sebagai filosofi alam, dimana dipelajarinya awal mulanya segala sesuatu. Thales tentang segala sesuatunya berasal dari air, lalu Empedocles yang mengatakan alam dibentuk dari empat unsur yaitu api, air, tanah, dan udara. Heraclitus yang menggagaskan bahwa sesuatunya mengalir dan tidak ada yang dapat dipercaya. Anaxagoras yang mengungkapkan segala sesuatu tidak berasal dari empat unsur. Democritos seorang filosof yang berpendapat bahwa segala sesuatu berasal dari sesuatu yang sangat kecil dan dapat disebut dengan atom. Inilah pelajaran yang Sophie dapatkan di pelajaran pertama.

Pada suatu hari, Sophie mendapatkan paket tebal yang berisi video dan langsung memutar video tersebut, ia bertemu dengan gurunya yang bernama Alberto Knox. Alberto mengatakan bahwa dia berada di zaman Acropolis. Ia bercerita mengenai Athena, Socrates, dan Plato. Menjadi pengalaman baru bagi Sophie karena ia benar-benar merasakannya. Alberto membawa Sophie berkeliling dan mengenalkan masyarakat disana kepada Sophie.

Sebuah surat yang memperkenalkan Sophie dengan sang mayor angkatan bersenjata , pada hari itu Sophie tidak bertemu dengan filsuf seperti biasanya. Di sisi lain Sophie merasa takut bahwa filsuf akan marah jika mengetahui bahwa Sophie masuk tanpa izin dari sang filsuf terlebih dahulu. Setelah Sophie mendapatkan surat berikutnya ternyata ia mendapatkan surat dari sang filsuf yang membawa Sophie ke dalam masa yang berbeda dengan sebelumnya. Helenisme, itulah sebutan untuk masa dimana peradaban baru, agama-agama baru, dan kebudayaan baru yang menggantikan kehidupan agama dan filsafat yang telah berkembang sebelumnya.

Setelah periode tersebut, Seminggu telah berlalu Sophie yang tidak mendapat surat merasa kesepian hingga akhirnya sang Filsuf mengajaknya bertemu di gereja St. Mary. Pada abad ini kekuasaan agama Kristen dan feodalisme yang menguat di ekonomi saat itu, menjadi titik konflik dalam abad ini. Kebebasan dalam sesuatu hal mulai ia temukan saat abad pertengahan yaitu Renaisan yang berarti lahir kembali. Kebebasan menggunakan ide penalaran dan agama mulai bermunculan, sehingga mengakibatkan banyaknya perkembangan ilmu pengetahuan. Zaman empirisme juga ia pelajari, tokoh-tokoh Locke, David Hume, dan tokoh lainnya. Telah memperkenalkan pemikiran dan gagasannya kepada Sophie melalui cerita dan kejadian yang menarik.

Sampai pada akhirnya, Alberto dan Sophie menyadari bahwa mereka adalah karakter yang tercipta dari Albert Knax. Mereka menyadari bahwa mereka sudah sampai di halaman terakhir. Mereka hanyalah tokoh yang bercerita kepada anak sang Mayor dan ia beri judul “Dunia Sophie”. Permasalahan terjadi di sana, mereka ingin menghentikan cerita dari Sang Mayor, berusaha untuk hidup sendiri tanpa alur cerita yang dibuat. Setelah melewati masa-masa tersebut dan kembali ke dunia nyatanya Sophie dan Alberto memutuskan untuk memiliki rencana kabur dari ceritanya. Mereka pun berhasil dan sampai di Oslo dan bertemu dengan Hilde, tetapi Hilde tidak dapat melihat mereka karena mereka hanyalah karakter dalam cerita. Sophie mulai menyadari bahwa ia menjadi seorang filsuf sekarang dan sangat senang dapat mendalami filsafat.


ISI REVIEW 

Jostein Gaarder telah berhasil mengangkat tema filsafat menjadi sebuah novel yang menarik. Di tiap halaman yang kita baca, kita akan mendapatkan suatu pandangan yang menarik, suasana yang berbeda sehingga sangat pantas bagi novel ini menjadi buku yang laris diminati di mancanegara. Khususnya bagi orang-orang awam yang merasa bahwa mempelajari filsafat hanyalah omong kosong belaka, dengan novel ini memiliki banyak cara pandang baru dan menarik yang dapat kita temukan. Sebagai buku yang dapat dijuluki ensiklopedi dasar filsafat, tentunya novel ini dapat merubah cara pandang individu mengenai filsafat.

Novel ini memiliki 800 halaman dengan cover yang cukup menarik, walaupun hanya melihat sepintas buku tersebut terlihat membosankan dan bertele-tele. 800 halaman merupakan buku yang tebal bagi orang-orang yang hanya menyukai bacaan simple. Rasa malas untuk membaca pasti pernah kita rasakan tapi disaat kita membaca bab demi babnya, kita akan mendapat kesenangan sekaligus wawasan yang dapat kita miliki.

Buku ini ditulis dengan gaya bahasa yang sederhana sehingga memudahkan pembaca dalam memahami makna dan pesan penulis. Gaarder ingin menyajikan filsafat dengan cara yang mudah dipahami, ia mengerti betapa sulitnya buku-buku tentang filsafat yang beredar dan bahasanya yang sulit dipahami membuat pembaca semakin malas membuka halaman-halaman berikutnya. Penyampaian dari sudut pandang penulis serta gaya bahasa yang ditawarkan membuat pembaca menemukan keasyikan saat membaca, sehingga filsafat yang terkandung di dalamnya dengan mudah masuk kedalam imajinasi pembaca.

Gaarder menarik minat pembaca dengan menceritakan tokoh-tokoh yang terkandung di dalamnya dengan alur cerita yang menarik, penggambaran dengan fiksi yang dilakukan dapat membangunkan imajinasi pembaca untuk turut masuk kedalamnya. Terlebih pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan dimulai dari pikiran Sophie sendiri, ataupun kalimat yang terkandung dalam surat tersebut semakin membuat kita penasaran dan menggunakan akal kita.

Novel ini sangat cocok untuk dijadikan metode pembelajaran untuk mengenal dasar filsafat, khususnya bagi pelajar dan mahasiswa serta siapa saja yang berminat untuk mengetahui filsafat secara umum. Buku ini dapat menjadi sumber referensi bagi mahasiswa baru yang memiliki mata kuliah filsafat, hal ini dikarenakan Gaarder telah menyajikan sebuah alur cerita yang sedemikian rupa dan tertata untuk menarik perhatian si pembaca, sehingga apa yang disajikan di dalamnya sangat menarik dan konteks filsafat yang terkandung dalamnya tidak terlupakan. Sejarah filsafat yang terkandung dalam novel ini diungkapkan dengan bahasa yang mudah dipahami bagi mereka yang ingin memahaminya. Dunia Sophie ini tidak hanya memaparkan teori maupun gagasan tokoh-tokoh filsuf saja, melainkan menggambarkan secara utuh bagaimana teori tersebut berada dalam kehidupan para tokoh rekaan, dan menggabungkannya dengan pertanyaan tentang filsafat tersebut. 

Sangat mengesankan dengan plot twist yang terdapat di dalam novel ini, Membuat emosi pembaca turut dipengaruhi oleh Gaarder. Sebuah POV yang tiba-tiba saja berpindah ke Hilde, juga membuat pembaca semakin penasaran dan membaca bab-bab selanjutnya. Jostein Gaarder berhasil meringkas filsuf terkemuka di dunia dalam satu bacaan yang pembaca mudah pahami. Dengan memunculkan contoh-contoh yang unik dan nyata pembaca dapat menangkap dengan baik apa yang penulis gambarkan dalam sebuah situasi.

Kekurangan dari novel ini adalah gambar yang disajikan kurang menarik di setiap babnya, penyajian foto menjadi daya tarik tersendiri bagi pembaca, khususnya bagi pembaca yang memiliki rasa bosan jika penyajian novel hanya monoton. Foto yang dapat dicantumkan di novel tersebut akan memengaruhi imajinasi si pembaca agar pembaca dapat mendalami situasi, kondisi yang terjadi, penggambaran wajah tokoh juga diperlukan dalam hal ini. Disaat kita membaca novel ini pada bab awal mungkin bagi segelintir orang akan menemukan rasa bosan didalamnya, dikarenakan alur yang dijalani oleh Sophie yang berulang-ulang yaitu mendapat surat dan rasa ingin tahu Sophie, tetapi sangat disayangkan jika kita hanya membaca awalnya saja. Di bab selanjutnya cerita yang dibawakan semakin seru dan menarik.

Membaca novel ini tidak hanya mendapat kepuasan akan hobi membaca, tetapi juga mendapat wawasan mengenai dasar ilmu filsafat. Gaarder berhasil menarik minat pembaca dari orang penyuka filsafat sampai orang yang awam akan hal itu. Jutaan eksemplar telah terjual menandakan bahwa Jostein Gaarder telah mensukseskan karya fiksinya yang indah dengan memasukkan ilmu filsafat di dalamnya.



KESIMPULAN

Buku “Dunia Sophie” karya Jostein Gardeer ini sangat direkomendasikan untuk seluruh pembaca di dunia. Penyajian ilmu filsafat dengan fiksi sangat menarik bagi pembaca, Gaarder menyajikan cerita dengan gaya bahasa yang mudah dipahami, isi cerita yang semakin membuat pembaca penasaran dikarenakan pertanyaan-pertanyaan yang muncul dari cerita tersebut. Buku ini juga dapat menjadi sumber referensi bagi pelajar dan mahasiswa yang ingin mengetahui filsafat dasar dan penggambaran filsafat pada umumnya. Orang-orang awam yang memiliki pemikiran bahwa filsafat sangatlah sulit untuk dipahami, wajib membaca novel ini karena gaya penceritaan Gaarder yang menarik dapat membawa pembaca berimajinasi serta menikmati isi dari ceritanya. 

Belajar dapat bersumber dari mana saja, belajar sebuah ilmu filsafat tentunya dapat kita temui dimana saja, tetapi di buku ini kita mendapat ilmu filsafat yang disajikan dengan ciri khas dan gaya penuturan sang penulis yaitu Jostein Gaarder, membuat kita mudah memahami dan mengerti, karena disinilah akal kita dimainkan, dan rasa ingin tahu kita yang dibiarkan menggebu.



REFERENSI

https://www.anneadzkia.com/cara-membuat-review-buku/

https://chichittachan.wordpress.com/2016/10/16/mengapa-perlu-belajar-filsafat/

https://kumparan.com/tutur-literatur/mari-berkenalan-dengan-jostein-gaarder

https://www.gramedia.com/products/dunia-sophie-republish

https://mizanstore.com/dunia_sophie-republish_58224



Comments

Popular posts from this blog

DIY : Tatto Choker

Cara Menjadi Selebgram